Trip to Dieng #2
Review part 2
Kawasan wisata Dieng memiliki beberapa obek wisata yang cocok untuk melarikan diri dari rutinitas di sekolah, kampus, kantor. Eh… eh… bukan melarikan diri tepatnya, tapi berlibur. Dari sekian banyak wisata yang ada di Dieng, aku mengunjungi 4 wisata dieng dalam setengah hari.
Sesampainya di TPR kami dikenakan biaya sebesar Rp10.000/orang sebagai tanda masuk kawasan Dieng. Kami mengunakannya untuk dua kali melewati TPR. Tiket ini bisa digunakan untuk memasuki Kawasan Lembah Dieng, Kawasan Dataran Tinggi Dieng, Dieng Plateau Theater. Sekitar pukul 08.00 pagi kami memarkir kendaraan di salah satu pasar dan merundingkan tempat wisata yang akan kami kunjungi lebih dulu. Sekian perdebatan, akhirnya kami memutuskan Telaga Warna untuk mengawali wisata kami.
1. Telaga Warna
Kawasan ini terletak di Dieng Wetan, Wonosobo, Jawa tengah. Di seberang kawasan ini terdapat pasar yang ramai pengunjung. Ah ya, karena kandungan sulfur telaga ini bisa berubah warna. Persis seperti namanya, Telaga Warna.
Memasuki pintu masuk kami dikenakan biaya sebesar Rp12.500 untuk wisatawan lokal di hari biasa, dan Rp15.000 untuk hari libur. Kalau tidak salah untuk turis asing biayanya sampai Rp50.000.
Telaga ini memiliki dua telaga yang terpisah. Yakni, telaga pengilon, dan telaga warna sendiri. Ketika memasuki kawasan ini bau belerang akan menyambut kedatangan kita. Bisa dibilang air dan belerang menjadi satu.
Telaga ini rupanya menyimpan legenda dan sejarah. Konon katanya, telaga ini tercipta setelah seorang putri menolak kalung yang diberikan ayahnya (Seorang Raja di Kutatanggeuhan) sebagai hadiah ulang tahun. Para penduduk menyaksikan pemberian kalung yang bagi putri raja jelek. Karena tidak suka, putri menolak kalung itu dan membuat sang raja dan penduduk yang berkumpul di alun-alun kecewa, sampai menangis dan airnya menjadi telaga yang indah.
Selain itu terdapat juga gua-gua, arca, dan sumur di kawasan Telaga Warna.




Selanjutnya, pemandangan, dan spot foto yang bikin kangen.

(Salah satu spot di Telaga Warna)

(Airnya bener-bener hijau di sisi tengah)

(Rerumputan di Telaga Pengilon, bonusnya ada sepasang mas dan mbak yang lagi berduaan, gak sengaja deh ke foto hehe)

(Enak banget buat nyantai)
2. Kawah Sikidang
Selanjutnya adalah kawah Sikidang. Memasuki arah kawah, rupanya ada pintu masuk lagi. Di sini kami membayar tiket seharga Rp15.000 untuk memasuki kawah Sikidang dan Candi Arjuna. Ooh, rupanya sepaket makanya lebih mahal.
Memasuki kawah Sikidang banyak orang-orang yang menawarkan masker seharga Rp2.000-an bisa lebih. aku sarankan, kalau mau kesini bawa masker sendiri dari rumah. Tapi tenang, biaya masuk TPR tadi terbayarkan kog setelah memasuki Kawah Sikidang. Di bawah matahari yang kian terik, aku mendapati uap mengepul ke udara mengikuti arah datangnya angin. Oh iya, memasuki Sikidang, pengunjung akan melewati pasar yang menjual makanan khas Wonosobo dengan harga yang lumayan leih murah dibanding toko oleh-oleh. Sebab aku menyesal di sini hanya tanya-tanya harga, rupanya lebih murah. Hehe.
Kawah Sikidang memiliki tanah pasir berwarna krem. Suhu di sini tidak sedingin Telaga Putri, terlebih kami di sini sudah siang. Jadi mulai mager-mageran mau terus jalan.
Kawah yang bisa dijangkau oleh pengunjung hanya kawah utama, ada juga kawah yang lain, namun posisinya lebih rendah dan lumayan curam dari kawah utama. Ke kawah Sikidang kata temanku kurang komplit kalau nggak naik ke atas, dan benar juga. Kalau kita mendaki ke atas, kita bisa melihat kawah lebih luas.
Nah berikut ini foto-foto di Kawah Sikidang.

(Kawah Sikidang dari atas)

(Kawah ini dikelilingi pagar pembatas, hanya seorang ahli saja yang bisa masuk. Termasuk mas-mas yang bekerja manasin telur di kawah ini, keren sih.)
3. Candi Arjuna
Ekspetasi ke candi ini seperti saat musim kemarau di bulan Agustus yang butiran saljunya, hehe. Tapi ya ndak mungkin, sampai di sini saja jam 12.00 an. Sebelum memasuki candi pengunjung diminta menyewa selendang. Hem, aku kurang paham mengapa harus menyewa selendang, karena toh selama di candi cuma dicangking-cangking aja, kalau nggak diputerin di leher biar nggak terinjak. Biaya selendang ini dibayar seikhlasnya sewaktu keluar.
Candi Arjuna ini terdiri dari dua candi yang berdampingan. Masing-masing candi memiliki struktur makin ke atas makin ramping. Di sekeliling candi dihiasi pemandangan bukit yang istimewa.

(Ramainya candi Arjuna oleh pengunjung)
4. Sikunir
Nah, terakhir ini paling istimewa selama berkunjung ke Dieng. Bagaimana tidak? Perjalanan ke Sikunir saja sudah memukau mata. Biaya masuk kawasan Sikunir Rp10.000/orang. Sikunir ini merupakan desa tertinggi se-pulau Jawa. Yakni Desa Sembungan yang berada di ketinggian 2306 MDPL. Wah rasanya itu kagum kebangetan! Dari kejauhan aku memandangi menara masjid desa Sambungan, ini kian membuat aku terkagum-kagum. Jadi di sepanjang jalan meringas-meringis, atau gedek-gedek sendiri. sayangnya, aku tidak menyempatkan ke masjid di desa ini. Di perjalanan menuju Sikunir, aku menemui beberapa orang yang memakai jaket tebal, sarung dilingkarkan di leher tengah bercengkrama di jalan. Hm, sepertinya warga Sembungan telah menyatu dengan hawa dingin di ketinggian.
Sesampainya di area Sikunir kami melewati telaga cantik, yakni Telaga Cebong. Telaga ini tepat berada di bawah bukit Sikunir. Pinggiran telaga ini juga batas pendirian tenda bagi pengunjung yang hendak mendaki. Tapi kalau sekadar tek tok, cukup parkir saja.
Kami mendaki bukit Sikunir memerlukan waktu kurang lebih satu jam perjalanan dengan anak tangga. Asli tangga-tangga ini pegelnya bukan main hehe. Sesampainya di puncak kami tidak mendapat gunung. Ya memang, karena hujan baru saja mengguyur sewaktu kami naik. Tapi tak apa, Sikunir memang lebih bagus kala sunrise. Sementara kami ke Sikunir tidak terencana. Jadi ya sore-sore mendaki tangga, hehehe.
Sekitar pukul 05.00 sore kabut kian memadati langit, kami memutuskan untuk turun kembali. Dan ajaib, sewaktu turun rumah-rumah ini ternyata ada di atas kabut. Uhh,
Maka nikmat Tuhan-mu manakah yang kamu dustakan?

(View di Sikunir sewaktu kabut, gunungnya tertutup awan juga.)

(Anak keturunan suku Tengger asli yang kami temui di salah satu rumah oleh-oleh)

(Salah satu menara masjid ini memiliki kubah yang berundak.)
Senja pun datang saat kabut, rumah-rumah dan jalanan bercampur dengan kabut pertanda perjalanan ke Dieng telah usai, dan kami kembali ke Jogja lagi. Sekian mohon koreksi bila ada salah kata. Mari bersilaturahmi untuk memeperpanjang kata dan rasa. https://www.instagram.com/febinuruls
#wisatadieng #wisatasikunir #telagawarna #tiketmasukdieng #perjalananjogjadieng #travelwriting #pesonaindonesia #pesonawonosobo
Komentar
Posting Komentar